Popular Posts

Wednesday, September 20, 2006

Mereka Yang Telah Kembali ( Muallaf ) --- 001---

Sep 05, 03 4:00 am

Ali Selman Benoist (Dokter Ilmu Kesehatan Asal Prancis)

Saya adalah seorang doktor dalam ilmu kesehatan dan berasal dari keluarga Prancis Katolik. Pekerjaan yang saya pilih ini menyebabkan saya terpengaruh oleh corak kebudayaan ilmiah yang tidak banyak memberikan kesempatan dalam bidang kerohanian. Ini tidak berarti bahwa saya tidak percaya atas adanya Tuhan. Yang saya maksud adalah dogma-dogma dan peribadatan Kristen, khususnya Katolik, tidak membangkitkan pengertian dalam jiwa saya atas adanya Tuhan. Karena itulah, naluri saya atas Esanya Allah telah menjadikan penghalang antara diri saya dan kepercayaan trinitas dan dengan sendirinya juga atas ketuhanan Yesus Kristus.

Sebelum saya memeluk Islam, saya telah percaya atas kebenaran kalimat syahadat pertama yang berbunyi Asyhadu an laa ilaaha illallaah dan ayat-ayat Alquran surah Al-Ikhlas yang artinya, "Katakanlah, "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan dan tidak pula diperanakkan. Dan, tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."(Al-Ikhlas:1--4). Dengan demikian, saya menganggap bahwa percaya kepada alam gaib dan segala yang ada di metafisik menyebabkan saya memeluk Islam, di samping sebab lain. Saya tidak bisa menerima pengakuan para pendeta Katolik yang mengatakan bahwa sebagai wakil Tuhan salah satu kekuasaan mereka ialah "mengampuni dosa manusia". Dan saya secara mutlak tidak percaya atas dogma Katolik tentang "makan malam ketuhanan" (rite of communion) dan "roti suci" yang melambangkan jasad Yesus. Dogma ini menyerupai kepercayaan rakyat-rakyat pada abad primitif yang membuat lambang-lambang suci yang tidak boleh didekati orang. Kemudian bilamana badan lambang itu sudah mati, jiwanya dijadikan sebagi sumber ilham dan jiwanya itu masuk ke dalam lingkungan mereka. Soal lain lagi yang menyebabkan saya jauh dari agama Kristen ialah ajaran-ajarannya yang sedikit pun tidak ada hubungannya dengan kebersihan badan, terutama sebelum melakukan sembahyang, sehingga saya anggap hal itu merupakan pelanggaran atas kehormatan Tuhan, karena sebagaimana Dia telah membuatkan jiwa buat kita, Dia juga telah membuatkan tubuh kita dan merupakan kewajiban kita untuk tidak menyia-nyiakan tubuh kita. Saya juga menilai bahwa agama Kristen bersifat pasif mengenai logika kehidupan jasmani kemanusiaan, sedangkan Islam adalah satu-satunya agama yang memperhatikan alam kemanusiaan. Adapun titik berat dan sebab pokok saya memeluk Islam ialah Alquran. Sebelum saya memeluk Islam, saya telah mempelajarinya dengan semangat kritik intelektual Barat, dan saya banyak terpengaruh oleh sebuah buku besar karangan tuan Malik Bennabi yang bernama Addzahiratul Quraniyah (Le Phenomene Corranique), sehingga yakinlah saya bahwa Alquran itu adalah wahyu yang diturunkan Allah. Sebagian ayat-ayat Alquran yang diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu mengandung beberapa teori yang sekarang ditemukan oleh pembahasan ilmiah yang paling modern. Hal itu sudah cukup menyebabkan saya menjadi yakin dan percaya kepada syahadat bagaian kedua: Muhammadurrasuulullaah. Begitulah, maka pada tanggal 30 Februasri 1953 saya datang ke masjid di Paris untuk memberitahukan keimanan saya kepada Islam, dan mufti masjid Prancis memasukkan saya dalam daftar kaum muslimin, dan saya meneriman nama baru sebagai orang Islam yaitu Ali Selman. Saya merasa sangat puas dengan akidah baru saya dan sekali lagi saya kumandangkan, Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadarrasuulullaah. Salah satu sabda Rasulullah saw. yang arinya, "Berpikir satu jam lebih baik daripada beribadah 60 tahun." (HR Abu Hurairah). Sumber: Limaadzaa Aslamnaa? Rabithah Alam Islamy Makkah al-Mukarramah

Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

http://www.alislam.or.id/

Ayat Suci dalam Kromosom Manusia

Artikel AHAD - Edisi 22 Februari 2002 Ayat Suci dalam Kromosom Manusia dikutip dari milis ahad-net Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya. Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas- kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci. Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil- hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: "...Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq..." Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran". Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda- tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?). Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran. Dalam wawancara yang dikutip "Ummi" edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan. Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial. ==== Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam. Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; "Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut. Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia. === Dari bahtera menuju Islam Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Alquran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Alquran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara. Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut: Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar- keduanya dinding dan batas yang menghalang (QS Al-Furqon: 53). Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci Alquran mampu menjelaskan fenomena Cromosome, Anatomi, Oceanografi, Keperawatan dan antariksa (baca "Jurnal Keperawatan Unpad" edisi 4, hal 64-70). Sebenarnya masih banyak ayat- ayat Alquran yang menerangkan fenomena evolution and genetic seperti QS As-Sajdah 4, QS al-A'raf 53, QS Yusuf 3, QS Hud 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada Allah jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi ilmunya. Wallahu a'lam.*** -= Sampaikanlah Dakwah Walau Satu Ayat =- Surat Al-Ikhlas [112.1] Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, [112.2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. [112.3] Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, [112.4] dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". wassalam

Wednesday, September 13, 2006

GUE TUH BUKAN SIAPA-SIAPA ..

Gue Hanya Orang Biasa Yang berharap Jadi orang yang Luar Biasa , Walaupun itu hanya sekedar Mimpi ... Khan terus ku kejar - Karena harapan dan Impian bagiku takkan pernah pupus walau ke Ujung Dunia pun..hehhe mang ujung dunia dimana seh... dah tau bumi itu Bulat ..hehhehe.. Aku juga cuman satu dari deri sekian juta manusia ... yang menangis melihat ketidak adilan ... kerusakan moral ... penderitaan perang .. keonaran kemaksiatan ... Gue ngga akan berani ntuk bertanya kenapa ???? Karena tak akan pernah kutemukan jawabannya ... Gue juga adalah sebuah jiwa dari berjuta-juta jiwa yang terhempas oleh ketidak berdayaan akan nasib ... yang tergariskan oleh-NYA .. hanya doa dan usaha yg tak pernah menyerah dan Keyakinan yang kuat Yang membuatku selalu bersemangat dan menikmati hidup ini ... ntuk menanti menunggu ... Episode Hidup Selanjutnya.. -== Demi Cinta Jangan Larang Aku Ntuk Tersenyum Untukmu ==- -============= Anchiels -- ShinThinK ==============-

Monday, September 11, 2006

Racikan Herbal Tumpas KankeR

Fyi ..... Dari Milist Neh ....Kale aja berguna bagi yg baca ...

" Racikan Herbal Tumpas Kanker
Suatu hari di pertengahan 2002. Pemeriksaan kesehatan kehamilan justru membuahkan kegundahan bagi Mulyani Khorina. Kegembiraan karena tengah mengandung 3 bulan seakan sirna begitu mendengar berita duka dari dokter pemeriksa. Tubuhnya tak hanya memberikan tempat hidup bagi sang bayi. Di bagian luar rahim bersemayan tumor yang berakar ke saluran rahim. Tonjolan itu tumbuh dan membesar seiring perkembangan janin. Kepedihan kian mengganda kala dokter tak berani berbuat banyak lantaran pemberian obat-obatan malah membuat tumor tumbuh pesat.


Hari-hari nan berat pun dilalui perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat, 41 tahun silam itu. Saat usia kehamilan memasuki 6 bulan, kondisi Mulyani kian payah. Di perutnya yang membesar terlihat 2 tonjolan, seperti perempuan mengandung bayi kembar. Namun, tonjolan yang satu sebenarnya tumor berukuran 14 cm x 14 cm x 9 cm. Kulit di bagian itu mengeras dan berwarna kemerahan.
"Rasanya perut saya sakit semua," kenang Mulyani sambil menerawang ke masa itu. Sekujur tubuh alumnus Universitas Padjadjaran, Bandung, itu lemas hingga tak mampu berjalan. Kegiatan mengajar di Politeknik Negeri Bandung pun untuk sementara ia tinggalkan.


Kegigihan untuk mempertahankan buah cinta dengan Wahyudin Hidayat-sang suami-membuatnya tak putus berusaha mencari kesembuhan. Berdua mereka kembali mendatangi beberapa dokter sambil mengharap ada jalan keluar lain di sana. Namun, kebingungan yang justru kian menghantui. Pendapat beberapa dokter, satu-satunya jalan tumor mesti diangkat melalui operasi. Sebuah pilihan yang berat lantaran itu mesti dibayar mahal dengan risiko kehilangan sang buah hati. Apalagi Mulyani termasuk pasien berisiko tinggi karena menderita anemia.



6 hari kempis

Wahyudin akhirnya memilih untuk mencoba mengobati penyakit sang istri sendiri. Kebetulan ia memiliki keahlian menyembuhkan pasien dengan ramuan alami. Mulyani manut saja.


Memasuki bulan ke-7 kehamilan, bagian perut yang mengeras dan merah mulai dikompres dengan tumbukan buah dan daun mahkota dewa. Phaleria macrocarpa itu memang lazim digunakan sebagai obat kanker-benjolan di tubuh disebut tumor, jika ganas dan menyebar potensial menjadi kanker. Setelah 6 hari berturut-turut dibalur ramuan itu, benjolan mengempis 2/3-nya hingga tinggal sebesar telur ayam. Itu jelas perkembangan gembira buat pasangan yang menikah pada Januari 2002 itu.


Untuk mengempiskan sisa benjolan, bahan kompres diganti dengan campuran lumpur sawah yang diambil dari tanah lapisan kedua dan air tebu hitam. Keduanya diaduk hingga menyerupai salep kental. Campuran itulah yang ditempelkan di bagian yang sakit selama 12 jam sambil dibarengi pemijatan. Usai menjalani terapi itu, Mulyani merasa tubuh segar. Benjolan di bagian perut tempat tumor bersemayan pun tak teraba.


Untuk meyakinkan diri, perempuan berpembawaan kalem itu memeriksakan diri ke dokter. Hasilnya, bagian luar rahim bersih tumor. Perasaan lega dan bahagia langsung memayungi Mulyani dan suami. Di penghujung 2002 seorang bayi perempuan mungil yang cantik pun hadir ke dunia melalui persalinan normal. Kini anak perempuan bernama Rakhma Sophia Az-Zahra itu jadi sumber kebahagiaan kedua orangtuanya.



Pembunuh nomor 2


Pengalaman yang dialami Hari Sugiharto di Malang tak kalah dramatis. Kanker paru-paru stadium lanjut yang ia derita sembuh setelah meminum air rebusan benalu teh dan kelapa hijau muda. Itu diiringi asupan seduhan mahkota dewa, kunyit putih, temulawak, dan daun salam. Dalam hitungan bulan, ia kembali segar bugar. (baca: Seduhan Bahan Alami Akhir Elegi Kanker Paru, hal. 30)


Menurut World Health Organization (WHO), kanker merupakan pembunuh manusia nomor 2 dunia setelah penyakit jantung. Peluang kejadiannya 3 kali lipat penyakit jantung. Di antara itu, kanker paru-paru menempati peringkat pertama. Dari total jumlah penderita hanya 20% yang berhasil diselamatkan dan itu pun untuk sementara waktu saja.


Di Indonesia, "Kanker berada di nomor 3 setelah jantung dan stroke," tutur dr Willie Japaries, MARS. Hasil pantauan Trubus ke beberapa pengobat di seputar Jakarta, Sukabumi, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya menggambarkan itu. Dari total 700-1.000 pasien per bulan yang datang ke Klinik Mahkota Dewa milik Ning Harmanto di Rawabadak, Jakarta Utara, 60% adalah penderita kanker.



Makin banyak


WHO pun memperingatkan, prevalensi kanker di negara berkembang kian meningkat. Itu sejalan dengan rekaman data pasien di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Jumlah pasien terus bertambah dari tahun ke tahun. Sekadar contoh, pada 2000 minimal 300 pasien rawat inap per bulan, 2003 jumlahnya melonjak menjadi 400 orang.


Faktor lingkungan diduga menjadi salah satu pemicu. Misal terpapar radiasi sinar ultraviolet (faktor fisika), tanpa sengaja menghirup serat asbes atau asap rokok (kimia), dan mengkonsumsi bahan pangan mengandung aflatoksin yang disebabkan oleh cendawan Aspergillus sp (biologi).
Pola makan dan hidup kurang sehat pun turut andil. Seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan berbahan pewarna tambahan dari jenis nitrit. Atau mengandung polyaromatic hydrocarbon, contohnya daging yang dipanaskan dengan suhu di atas 300oC. Prof Dr H M Yusuf, pengobat kanker di Sukabumi, menuturkan, aspek psikis, seperti stres, depresi, dan keputusasaan, ikut melemahkan kondisi tubuh sehingga mudah terserang penyakit, termasuk tumor dan kanker.


Lokasi penyakit sangat tergantung bagian tubuh yang terkena paparan. Misal akibat menghirup serat asbes dan rokok, seseorang berisiko terkena kanker paru-paru. Senyawa nitrit yang berubah menjadi nitrosamin di lambung berpotensi menyebabkan kanker di organ itu. Pekerja cerobong asap yang kerap terpapar panas tinggi, berisiko terkena kanker buah zakar.


Melihat kondisi itu wajar jika kanker kemudian menjadi momok bersama. Pasalnya, penyakit akibat pertumbuhan sel secara tak terkendali itu bisa menimpa siapa saja dan tanpa memilah usia. Apalagi nyaris seluruh bagian tubuh manusia potensial terpapar kanker. "Hanya kuku dan rambut yang terbebas kanker," tegas Willie. Risiko kian membesar bila dalam riwayat keluarga ada penderita. (baca: Hanya Rambut dan Kuku yang Terbebas, hal. 22)



Belum ada obat


Trubus menemukan beragam kasus kanker dari catatan para pengobat. Mulai dari kanker rahim, payudara, paru-paru, prostat, kulit, nasofaring, pencernaan, sampai otak. Kasus kanker rahim dan payudara paling banyak ditemukan pada wanita. Keduanya menempati peringkat teratas 10 kanker paling banyak diderita di Indonesia. Itu menurut hasil survei Yayasan Kanker Indonesia bekerja sama dengan 13 rumah sakit, seperti dikutip Sinar Harapan 2001.


Sampai sekarang penyebab kanker payudara belum diketahui, kecuali faktor pemicunya. Yaitu perempuan yang mendapat haid pertama pada usia kurang dari 10 tahun, memasuki masa menopause, tidak pernah melahirkan dan menyusui. Atau pernah operasi karena tumor jinak pada bagian itu. Ia kadang-kadang ditemukan pada pria ketika terjadi kelainan hormon atau yang bersangkutan dalam pengobatan hormon estrogen pada tumor prostat.


Pada pria, kanker prostat, bersama paru-paru dan usus besar layak menjadi momok. Sementara pada anak-anak, kasus leukemia, tumor ginjal, atau tumor di mata retinoblastoma-kerap mengancam.


Berbagai penelitian di bidang medis untuk menemukan cara ampuh mengatasi kanker terus dilakukan. Sayang, hingga detik ini obat spesifik untuk menghentikan perkembangan sel kanker belum ditemukan. Pengangkatan dan terapi radiasi masih jadi pilihan untuk melokalisir perkembangan sel tak terkendali itu.


Ketika pengobatan modern menghadapi batu karang, penyembuhan alternatif jadi pilihan. Menurut Sutiyoso Wijanarko, herbalis spesialis kanker di Yogyakarta, 30% dari pasien yang datang di kliniknya semula berobat secara medis. Itu diamini pengobat lain yang Trubus hubungi. "Orang lari ke pengobatan alami karena setelah menjalani operasi dan kemoterapi ternyata kanker muncul lagi beberapa waktu kemudian," ujar Ning Harmanto.



Muncul lagi


Menurut M Yusuf, 50% pasien kanker pada penyebaran sel-sel ganas ke organ lain tidak terdeteksi sejak awal. (Baca: Momok itu Muncul Kembali, hal. 24) Seorang pasien-sebut saja Lina-mendatangi pemimpin Klinik Citra Insani Sukabumi itu lantaran kanker di payudara kiri yang sudah dioperasi muncul lagi. Benjolan-benjolan itu kemudian menyebar hingga ke tulang rusuk dan kepala. Usai menjalani terapi pengobatan, antara lain berbahan baku buah makasar Brucea javanica selama 3 bulan, tonjolan-tonjolan itu mengempis.


Kasus lain dialami Paulina Endri CB. Benjolan sebesar ibujari di leher yang semula diduga kekurangan yodium ternyata kanker tiroid. Tindakan pengangkatan segera dilakukan di sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Namun, dalam pemeriksaan lanjutan diketahui ternyata masih terdapat sel kanker hidup bersemayan di leher. Paulina pun disarankan menjalani kemoterapi sebanyak 40 kali untuk menghambat penyebarannya.


Enggan menghadapi efek samping kemoterapi, perempuan kelahiran Wonosari 9 September 1962 itu mencoba alternatif lain. Bersama salah seorang kawan ia mendatangi dr Paulus Wahjudi Halim, spesialis bedah dan lepra yang mendalami pengobatan herbal di Tangerang. Menurutnya kanker di leher Paulina memang perlu dikemoterapi, tapi cukup 5 kali sekadar untuk melokalisir.


Selanjutnya anak ke-3 dari 7 bersaudara itu diberi obat berupa campuran beberapa herba yang diminum 3 kali sehari. Ia juga diharuskan menyantap sayuran hijau, meminum jus tomat, wortel dan jus jeruk. Setahun menjalani terapi sel kanker menyusut menjadi 60%. Tahun ketiga, tinggal 50%. Kini menginjak tahun ke-6 perawatan sel kanker dinyatakan mati.



Bukan dewa


Tak bisa dipungkiri, dalam beberapa kasus pengobatan alami berhasil menyelamatkan nyawa penderita kanker ketika medis sudah angkat tangan. "Pada kasus stadium 1 dan 2 kemungkinan sembuh besar," kata Hj Sarah S Kriswanti, pengobat di Bandung.


Berita-berita kesembuhan itu secara tidak langsung meningkatkan kepercayaan masyarakat pada keampuhan pengobatan tradisional. Tak heran jumlah pasien yang datang ke klinik milik para herbalis kian meningkat. "Sekarang ini pengobatan alternatif bukan alternatif lagi, tapi sudah menjadi pilihan," tutur Ning Harmanto. Supaya bisa melayani pasien dengan lebih baik Yusuf membuka klinik di Ciawi, Bogor.


Toh bukan berarti pengobatan secara alami menjadi dewa. Para pengobat mengakui, untuk kasus stadium lanjut, harapan sembuh memang tipis. "Tapi setidaknya pasien bisa hidup lebih lama secara nyaman," ujar Sarah. Seorang pasien kanker rahim stadium 4 bisa bertahan hidup selama 2 tahun dari vonis dokter yang hanya hitungan hari.


Pada kasus-kasus tertentu kombinasi pengobatan barat dan timur justru membuat peluang kesembuhan membesar.


Itu yang dialami penderita kanker usus yang menjalar ke getah bening. Setelah menjalani operasi dibarengi dengan pemberian ramuan herbal ia dinyatakan bersih dari kanker. Ramuan antara lain berbahan baku mahkota dewa dan temu putih diminum rutin selama 6 bulan Yusuf menyebutkan dengan cara kombinasi, 40% penderita kanker stadium akhir bisa diselamatkan dan hidup hingga 10 tahun.



Seumur hidup


Yang perlu diingat, pengobatan dengan ramuan alami tak langsung tokcer. Penderita mesti sabar lantaran pengobatan tradisional memang tidak terlihat hasilnya dalam waktu singkat. Paulina membutuhkan waktu terapi 6 tahun sampai sel kanker dinyatakan mati. Para pasien pun harus disiplin mengikuti pantangan yang diterapkan para pengobat. Kalau melanggar bisa-bisa kanker muncul lagi.


Seorang gadis penderita kanker rahim stadium 4 terbebas penyakit mematikan itu setelah 3 bulan meminum ramuan alami. Perut yang semula seperti kondisi wanita hamil 9 bulan mengempis hingga normal. Sayang, merasa sehat ia terlena dan melanggar pantangan memakan durian. Hanya dalam hitungan hari, benjolan di rahim pun muncul kembali. Kalau sudah begitu, penyakit lebih sulit lagi diatasi.


Pengobatan pun tak serta-merta dihentikan ketika sel kanker dinyatakan mati. "Sel-sel itu sebenarnya tidak benar-benar mati, hanya tidur saja," kata Ning Harmanto. Dosis obat memang dikurangi secara perlahan sampai akhirnya dihentikan sama sekali. Namun, sebaiknya penderita tetap mengkonsumsi herbal kanker sebagai minuman harian. Boleh dibilang pengobatan kanker berlaku seumur hidup.


Para pengobat pun mengakui, mereka tak hanya menyandarkan upaya kesembuhan pada ramuan herbal. Sebagian dari mereka mengkombinasikannya dengan terapi lain. Sarah menerapkan terapi buah dan sayuran serta pemijatan dengan minyak dari 185 akar-akaran.


Penderita yang baru menjalani operasi diberi 2 buah kiwi per hari. Buah itu kaya vitamin C yang diperlukan dalam proses pemulihan. Pemberian jus campuran wortel, kentang, mentimun, dan apel malang, baik untuk memperbaiki stamina dan membuat wajah penderita tetap cerah. "Buah dan sayuran terbukti secara klinis sebagai pencegah dan penghambat pertumbuhan kanker," ujar Dra Emma A Wirakusumah, MSc dan Nurfi Afriansyah, SKM-dua ahli gizi yang Trubus temui sepakat.


Hal serupa dilakukan Yellia Mangan, herbalis di Jakarta. Pasien diminta meminum beragam jus, antara lain dari leunca. Menurut penelitian di Cina, buah dari tanaman perdu itu mampu mengatasi kanker hingga stadium lanjut. Dr H RM Siswanto dan Sri Supardjini, keduanya di Yogyakarta, memilih mengkombinasikan herbal dengan pijat refleksi untuk melancarkan peredaran darah. Sementara Yusuf dan Willie memadukan herbal dengan akupunktur.



Herbal Indonesia


Naiknya pamor pengobatan alami menyadarkan orang akan kekayaan herbal penakluk kanker yang dimiliki Indonesia. Yang paling banyak dimanfaatkan temu putih Curcuma zedoaria, mahkota dewa Phaleria macrocarpa, daun dewa Gynura procumbens, sambiloto Andrographis paniculata, tapak dara Chataranthus roseus, dan benalu Loranthus parasiticus-terutama dari pohon teh. Khasiat sebagian herbal itu sudah dibuktikan melalui beragam penelitian.


Menurut hasil penelitian American Institute Cancer Reports, temu putih mengandung RIP (ribosome inacting protein), zat antioksidan, dan antikurkumin. RIP menonaktifkan pertumbuhan sel kanker dan memblokir pertumbuhannya serta meluruhkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Benalu teh pun sejak lama dikenal sebagai obat kanker. Dari uji di laboratorium diketahui, ia mengandung alkaloid, flavanoid, dan saponin. Kombinasi beragam senyawa itu tidak membunuh sel kanker, tapi efektif menghambat laju pertumbuhannya. Tak heran bila beragam obat antikanker berbahan benalu teh diproduksi secara modern.


Tanaman lain seperti rumput mutiara Hedyotis corymbosa, cakar ayam Selaginella doederleinii, dan komfrei Symphytum officinale. Pemanfaatan yang disebut terakhir itu sebagai tanaman obat sempat membuahkan perdebatan. Bersama-sama sambiloto, temu lawak, dan lada, komfrei digunakan untuk mengatasi asam urat. Di lain pihak, ada juga yang menyatakan tanaman merumpun itu berbahaya bagi tubuh karena merusak ginjal bila dikonsumsi terlalu banyak.


Meski demikian, banyak pengalaman membuktikan dengan dosis tepat ramuan yang diberi nama satekola itu mampu mengobati asam urat. Bahkan kemudian paduan buah mahkota dewa, daun komfrei, daun mimba, dan temu mangga membebaskan Tuti Sujatmiko, warga Gegerkalong, Bandung, dari acaman kematian karena kanker payudara yang sudah membesar seperti bola.


Toh biar bagaimana pun mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk meminimalisir risiko kanker, dianjurkan untuk mengikuti pola makan dan pola hidup sehat. Misal mengkonsumsi makanan dan minuman pencegah atau penetralisir kanker, seperti cincau hijau Cyclea barbata yang mengandung zat tetrandin-bersifat antikanker.


Selain itu, kurangi konsumsi makanan berlemak, beralkohol, berbahan pengawet, dan pewarna tambahan. Kebiasaan merokok dihindarkan. Kalau jiwa dan raga kuat dan sehat, sel kenker nan jahat pun semoga enggan hinggap. (Evy Syariefa/Peliput: Bertha Hapsari, Destika Cahyana, Nyuwan Susila Budiana, dan Prita Windyastuti)




Lumpur sawah


Bukan bermaksud nyeleneh kalau Wahyudin Hidayat mengompres tumor pada kandungan sang istri dengan campuran lumpur sawah dari tanah lapisan kedua dan air tebu hitam. Fungsinya meluruhkan gumpalan darah dan mengalirkannya ke sistem peredaran. Menurut Prof Dr H M Yusuf, kanker seperti air terbendung sehingga sampah-sampah yang terbawa mengendap. Lama-kelamaan tumpukan kotoran menebal menyebabkan penyakit. Supaya penyakit hilang, bendungan mesti dijebol, antara lain dengan ramuan herbal.***




Susu Sapi


Berbahagialah penggemar susu sapi. Riset Dr Caribu Hadi Pr, pakar nutrisi Universitas Jenderal Sudirman, membuktikan susu sapi yang mengandung glutasi membantu proses penyembuhan penderita kanker hati. Glutasi merupakan senyawa protein yang berperan dalam respon kekebalan. Ia sebenarnya ada dalam tubuh manusia, tapi konsentrasinya menurun setelah mencapai usia di atas 30 tahun. Susu glutasi mampu memperbaiki sel-sel rusak pada organ dalam maupun permukaan sel. (A Husenudin, mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Sudirman)



Cika-cika


Pengalaman dan penelitian membuktikan, pengobatan alternatif kanker tak melulu berbahan tanaman. Di Cina, para sinshe kerap menggunakan cika-cika-sejenis kunang-kunang yang beracun-sebagai obat oral. Cecak sejak zaman kuno menjadi obat campuran mengatasi kanker hati. Menurut dr Willie Japaries, MARS, infus lendir katak atau kutu busuk mampu mematikan sel kanker, terutama saluran pencernaan dan hati.***


TERAPI ALAM
Tanaman Pelawan Kanker
Dari Kunyit Putih hingga Benalu


JAKARTA - Tumbuh-tumbuhan di Indonesia terbukti mampu mencegah maupun mengobati kanker. Meski perlu penelitian dan pengembangan lebih lanjut, sejumlah tanaman seperti kunyit putih (banyak di Jogya), tapak dara, daun dewa hingga benalu telah digunakan penderita kanker sebagai ikhtiar mengobati penyakitnya. Banyak yang berhasil sembuh sehingga pengobatan tradisional pun menjadi tumpuan harapan baru bagi para penderita kanker.
Kunyit putih diyakini memiliki khasiat antikanker. Meski demikian cuma kunyit putih jenis mangga (Curcuma mangga) yang tumbuh terbatas di tempat yang bersuhu dingin di Indonesia, yang dapat mencegah atau mengobati kanker. Kunyit putih ini mempunyai ciri tertentu, antara lain bintik umbinya seperti umbi jahe dan berwarna kuning muda (krem). Dalam keadaan segar baunya seperti buah mangga kweni dan bila telah diekstrak atau dijadikan bubuk, warnanya tetap kuning muda (krem).
Sementara tapak dara (Catharanthus roseus) telah teruji sebagai bahan pencegah dan penumpas sel kanker. Tanaman yang masih termasuk keluarga Apocynaceae atau kamboja-kambojaan ini mengandung dua senyawa golongan alkaloid vinka yakni vinkristin dan vinblastin yang berkhasiat menghambat perbanyakan dan penyebaran sel kanker.
Vinkristin digunakan sebagai bahan pengobatan kanker bronkial, tumor ganas pada ginjal, kanker payudara, dan berbagai jenis tumor ganas yang awalnya menyerang urat saraf maupun otot. Tanaman yang di Sumatera disebut rumput jalang itu juga mengandung alkaloid cabtharanthin yang diperkirakan dapat mendesak dan melarutkan inti sel kanker.
Sebagai obat kanker payudara, rebus 22 lembar daun tapak dara dan buah adas (Foeniculum vulgare) serta kulit kayu pulasari (Alyxia reinwardti) dengan tiga gelas air. Bubuhi gula merah secukupnya. Setelah mendidih sampai tinggal setengahnya, saring. Ramuan diminum tiga kali sehari masing-masing setengah gelas. Pengobatan dilakukan paling tidak selama sebulan.
Keladi tikus (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) juga telah diteliti sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker. Untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, tiga batang keladi tikus lengkap dengan daunnya (kurang lebih 50 gram) direndam selama 30 menit, tumbuk halus dan peras. Air perasan ini disaring lalu diminum. Di Malaysia, sudah ada uji ilmiah khasiat keladi tikus. Bahkan ekstrak keladi tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan tanaman lainnya dalam dosis tertentu, sudah dipasarkan di negeri jiran tersebut.
Air perasan temu lawak (Curcuma Zedoaria) juga mujarab sebagai obat kanker. Menurut Andrew Chevallier Mnimh, herbalis asal London, dalam temulawak terkandung curcumol dan curdione yang berkhasiat antikanker dan antitumor. Di Cina, temulawak telah lama digunakan sebagai obat kanker leher rahim. Tanaman ini bisa meningkatkan efek mematikan sel kanker ketika dilakukan radioterapi dan kemoterapi.
Mengkudu juga tengah populer sebagai tanaman obat-obatan yang manjur. Daging buah mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) mengandung dammacanthel, zat antikanker yang mampu melawan pertumbuhan sel abnormal pada stadium prakanker dan dapat mencegah perkembangan sel kanker. Sari dari perasan dua atau tiga buah mengkudu dapat dibubuhi madu agar rasanya lebih nikmat. Sebaiknya pilihlah mengkudu yang tidak terlalu masak karena alkohol yang terbentuk akibat proses fermentasi pada mengkudu yang terlalu masak merusak zat-zat penting yang terkandung di dalamnya.
Daun dewa (Gynura divaricata) juga merupakan tanaman yang telah dikenal sebagai tanaman antikanker. Ramuan 30 gram daun dewa segar, 20 gram temu putih, 30 gram jombang yang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker. Dapat pula menggunakan bahan lain seperti 30 gram daun dewa segar, 30 gram tapak dara segar, 30 gram rumput mutiara, 30 gram rumput lidah ular direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 500 cc. Airnya disaring lalu tambahkan madu secukupnya, aduk kemudian diminum selagi hangat.
Daun ceremai (Phyllanthus acidus) juga dapat dapat digunakan sebagai obat antikanker. Segenggam daun ceremai muda, sejumput daun belimbing, bidara upas sejari, gadung cina sejari dan gula aren direbus dengan tiga gelas air hingga tinggal segelas. Ramuan ini diminum tiga kali sehari masing-masing satu gelas.
Sementara senyawa dalam benalu telah lama diperkirakan bekerja sebagai penghambat keganasan kanker. Benalu yang direbus menjadi teh terbukti dapat dipakai sebagai obat penunjang selama menjalani kemoterapi (terapi dengan mengonsumsi obat antikanker).
Bagi Anda yang belum terkena kanker, tumisan brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat dan daging ikan dengan bumbu sedikit garam dan bawang putih, mampu menjadi masakan yang kaya akan zat antikanker. Penelitian Universitas Harvard terhadap 48.000 orang pada tahun 1995 menunjukkan risiko terkena kanker prostat bagi mereka yang memakan 10 kali hidangan yang mengandung tomat per minggu turun sampai hampir separuhnya. (nat)

http://www.ekafood.com/kanker.htm

http://www.farmasiunair.com/artikel/1.htm

http://www.aroid.org/genera/typhonium/flagelliforme/







Stay in the know. Pulse on the new Yahoo.com. Check it out.